Selasa, 02 April 2013

7 Tokoh di Dunia yang Dijadikan Nama Jalan di Indonesia


Penghargaan terhadap tokoh bisa dilakukan dengan banyak cara. 
Misalnya mengabadikan namanya menjadi nama tempat atau jalan.
Contohnya negara Pakistan yang mengabadikan nama Presiden Pertama Indonesia Soekarno, Soekarno Square Khyber Bazar dan Soekarno Bazar.

Kemudian nama pahlawan wanita Raden Adjeng Kartini diabadikan menjadi nama jalan di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Di sana nama Kartini menjadi Jalan Kartinistraat.
Dia pernah bersekolah di Europese Lagere School, sering menulis surat kepada teman-temannya di Belanda.
Kartini menulis tentang emansipasi wanita, kemudian mengirim tulisannya ke majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan wanita 'De Hollandsche Lelie'.

Ada juga jalan bernama Mohammed Hattastraat dan Sjahrirstraat di Belanda, yang diambil dari nama Mantan Wakil Presiden Pertama RI Mohammad Hatta dan Perdana Menteri Pertama Sutan Syahrir. Adapun di Indonesia, sesungguhnya juga ada beberapa nama jalan yang diambil dari nama tokoh dunia, mulai dari politisi, akademisi, hingga kepala pemerintahan.
Misalnya nama Patrice Lumumba dan Louis Pasteur.
Nama Patrice Lumumba, tokoh pemimpin kemerdekaan Kongo itu diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat.
Adapun nama Louis Pasteur diabadikan menjadi nama jalan di Bandung, Jawa Barat.
dikutip dari: merdeka
 
1. Patrice Lumumba (Kemayoran dan Padangsidimpuan)
Jalan Patrice Lumumba diambil dari nama tokoh dan pemimpin kemerdekaan Kongo.
Lahir 1925 di Provinsi Kasai, Kongo, Lumumba seorang nasionalis kiri dan getol memperjuangkan kemerdekaan negerinya dari kolonialisme Belgia. Menjabat sebagai Perdana Menteri pertama setelah terpilih secara demokratis.

Lumumba meninggal secara tragis pada umur 36 tahun. Dia dieksekusi mati di sebuah hutan kecil di Lubumbashi, Provinsi Katanga, Kongo. Kabar eksekusi itu diketahui dunia tanggal 13 Februari 1961. Rakyat Kongo dan dunia mengutuk eksekusi tersebut.
Di Belgrade, ratusan ribu demonstran menyerukan “Lumumba akan terus hidup”.
Di Shanghai, setengah juta demonstran mengutuk pembunuhan Lumumba.

Bung Karno juga sangat menghormati tokoh Kongo itu. Sebagai bentuk dukungan rakyat Indonesia atas perjuangan Lumumba, sebuah jalan di Jakarta diberi-nama Jalan Patrice Lumumba.
Lumumba patut dikenang karena dia simbol perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme. 
Perjuangan Lumumba dan juga gerakan nasional Kongo sangat dipengaruhi oleh semangat Konferensi Asia Afrika yang disuarakan pertama kali di Bandung, Indonesia, tahun 1955.

Kini, nama Jalan Patrice Lumumba di kawasan Kemayoran tidak ada lagi. 
Namanya berganti jadi Jl Angkasa.

2. Jalan Pasteur (Bandung)
Nama tokoh ini juga diabadikan menjadi nama Jalan di Indonesia, Louis Pasteur.
Dia adalah ilmuwan kelahiran Prancis 27 Desember 1822.

Dia berhasil menemukan cara mencegah pembusukan makanan hingga beberapa waktu lamanya dengan proses pemanasan atau pasteurisasi.
Pasteur meraih gelar profesor di Universitas Strasbourg.
Dia pindah ke Universitas Lille, dan pada 1856 berhasil menemukan metode pengawetan makanan itu.

Selain itu, Pasteur juga membuat obat untuk pencegah penyakit antraks dan suntikan melawan penyakit anjing gila atau rabies.

Anda mungkin bertanya, kenapa nama Pasteur diabadikan menjadi nama jalan di Bandung Jawa Barat? Konon, nama Jalan Pasteur terkait dengan keberadaan Bio Farma di Jalan Pasteur No 28. Biofarma adalah salah satu lembaga pengembang vaksin dengan dasar penemuannya dari Louis Pasteur.

Nama Pasteur sendiri menjadi lekat karena Bio Farma pernah menyandang kata Pasteur di belakang namanya.
Bio Farma didirikan 1890, yang kala itu bernama Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. 
Nama tersebut pun diubah oleh pemerintah Indonesia ketika terjadi nasionalisasi perusahaan Belanda antara tahun 1955 hingga1960.


Akhirnya dari tahun 1997 sampai sekarang menjadi Badan usaha Milik Negara (BUMN) dalam bentuk Perseroan Terbatas.

Kini, nama Pasteur juga identik dengan pintu tol masuk Kota Bandung.
Jika musim liburan panjang, jalan ini seringkali dilanda kemacetan parah.

3. Jalan PJ Nehru (Medan)
Jalan PJ Nehru di Medan, Sumatera Utara diambil dari nama tokoh India, Pandit Jawaharlal Nehru. Dia menjabat perdana menteri India dari tahun 1947 sampai 1964.
Sebagai tokoh terkemuka dalam kemerdekaan gerakan kemerdekaan India, Nehru terpilih oleh Partai Kongres untuk memangku jabatan Perdana Menteri Independen India pertama, dan terpilih kembali saat Partai Kongres memenangkan pemilihan umum pertama India pada tahun 1952.

Dia juga seorang tokoh penting dalam politik internasional di era pasca-perang dunia.
Nehru dididik di Inggris Raya di sekolah swasta, Harrow School dan Trinity College, Cambridge, Inggris.
Selama di Britania, Nehru dikenal sebagai Joe Nehru. Nehru juga dikenal dekat dengan Presiden Pertama RI Soekarno, ketika sama-sama mendirikan gerakan nonblok.

Di sisi lain, di Medan juga banyak warga pendatang asal India. Karena peran Nehru bagi dunia dianggap besar, dan karena kedekatannya dengan Indonesia, akhirnya PJ Nehru diabadikan menjadi nama jalan di sana.


4. Jalan Eijkman (Bandung)
Jalan Prof Eijkman, berasal dari nama Christiaan Eijkman dalam ejaan bahasa Belanda.
Eijkman merupakan dokter lulusan Universitas Amsterdam. Tahun 1883 hingga 1885 dia bertugas di Hindia Belanda meneliti bakteri penyakit beri-beri bersama Robert Koch.
Profesor Eijkman juga pernah menjadi direktur laboratorium patologi dan bakteriologi STOVIA (sekolah dokter pertama di Indonesia yang melahirkan tokoh-tokoh perintis kemerdekaan Indonesia).

Prestasi dokter asal Belanda ini antara lain menemukan Vitamin B1 (Thiamine).
Eijkman menerima hadiah Nobel untuk bidang Kedokteran tahun 1929. 
Dia kemudian menjadi guru besar di Universitas Utrecht Belanda.
Pemerintah Indonesia mengabadikan nama Eijkman ke dalam Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, dan menjadikannya nama sebuah jalan di Bandung, Jawa Barat.

5. Jalan Boscha (Bandung)
Karel Albert Rudolf Boscha adalah tokoh penting dalam pengembangan perkebunan teh di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Ia banyak menyumbangkan pikiran, tenaga, dan dana bagi kepentingan-kepentingan sosial dan pembangunan kota Bandung, seperti Observatorium Bintang Boscha di Lembang, Balai Keselamatan di Jl Jawa, sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara.

Selain itu Boscha juga turut menyumbang pengembangan Telefoon Maatschappij voor Bandung en Preanger (kini PT INTI), serta pembangunan kompleks Nederlands-Indische Jaarbeurs yang kini menjadi kantor kodam. Buah karya Boscha memang terasa hingga kini, hingga akhirnya namanya diabadikan menjadi nama jalan di Bandung.


6. Jalan Marconi (Solo dan Bandung)
Satu lagi nama ilmuwan dunia diabadikan menjadi nama jalan di Bandung.
Namanya Guglielmo Marconi. Marconi merupakan insinyur listrik kelahiran Italia dan peraih hadiah Nobel karena telah mengembangkan suatu sistem telegrafi tanpa kabel yang dikenal sebagai radio.
 Ia menerimanya bersama Karl Braun tahun 1909. Guglielmo Marconi lahir di Bologna, Italia 25 April 1874 dan meninggal di Roma pada 20 Juli 1937.

Tahun 1894, ketika berumur dua puluh, Marconi membaca percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz, peneliti sebelumnya. Percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik tak kasat mata, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi tergugah, dan menganggap gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda tanpa melalui kawat.

Pada 1895, hanya setahun kerja keras, Marconi berhasil memproduksi peralatan yang diperlukan. Setahun kemudian dia memperagakan alat penemuannya di Inggris dan memperoleh hak paten pertama. Tahun berikutnya dia sudah sanggup mengirim berita tanpa kawat menyeberangi selat Inggris.

Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi meneruskan pembuatan dan mempatenkan banyak penyempurnaan-penyempurnaan. Pada 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.

 Selain di Bandung, nama Marconi juga diabadikan menjadi nama jalan di Solo, Jawa Tengah.

7. Jalan Nyland
Tahukah anda bila Jalan Nyland di Bandung diambil dari nama Anton Albert Nijland? Nijland adalah peneliti Belanda yang ditugaskan di Pasteur Instituut.
 Dia menemukan preparasi vaksin kolera yang sangat mewabah di Jakarta pada saat itu.
Jasa Nijland adalah memproduksi vaksin antikolera secara masal dan melakukan vaksinasi secara rutin sehingga Wilayah Hindia Belanda terbebas dari penyakit yang mematikan ini.

Maka wajar bila nama ilmuwan ini sempat diabadikan sebagai nama jalan. 
Selain diabadikan sebagai nama jalan, Nijland juga diabadikan sebagai nama penginapan.
Sayangnya, penulisan nama Nijland untuk jalan dan nama hotel salah, yakni ditulis Jalan Nyland dan Nyland Hotel Cijagra Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar