Sejak kecil hingga dewasa tidak pernah bohong. Semua janji yang
diucapkannya selalu ditepati sehingga teman-temannya dan orang-orang
sangat senang padanya. Bagi orang yang belum kenal dengannya lebih dalam
akan senang melihatnya karena semua tingkah lakunya mencerminkan
kebenaran.
Ketika mendapat cobaan dari Allah SWT, ia tidak pernah mengeluh
sedikitpun, bahkan ia lebih mendekatkan dirinya kepada-Nya. Kesabarannya
telah diabadikan Allah SWT di dalam Al Qur'an Surah
Al Anbiya': 85 - 86. Kesabaran yang ada pada dirinya kelak akan
membawanya menjadi seorang Raja seperti yang telah diucapkan nabi
Ibrahim AS dan Nabi Ishaq AS. Semua keturunannya akan menjadi pemimpin
dan panutan bagi kaumnya.
Zulkifli Menjadi Raja
Diceritakan bahwa pada masa kenabian Zulkifli, ada seorang raja yang
sudah tua dan tidak diberi keturunan sama sekali. Ia sangat bingung dan
gelisah mengenai penggantinya kelak. Raja itu adalah pemimpin yang
bijaksana. Ia tidak pernah mementingkan dirinya, semua pikirannya
ditumpahkan pada negaranya.
Suatu hari raja mengadakan sayembara kepada suluruh rakyatnya. Isi
sayembara itu ialah untuk memberi kesempatan kepada seluruh rakyatnya
agar bisa memimpin negaranya. Persyaratan yang diminta sangatlah berat
bagi ukuran rakyatnya.
Meskipun demikian raja tetap mengajukan persyaratan itu sebab ia fikir
jika pada siang hari puasa dan malam hari menjalankan ibadah tentu akan
dicontoh rakyatnya. Jika Raja yang akan menggantikannya tidak pernah
menjalankan persyaratan itu tentulah rakyatnya akan meniru pula.
Kabar sayembara itu sangatlah cepat menyebar. Dalam waktu singkat,
rakyat berdatangan menuju istana. Hampir semua lapisan masyarakat datang
untuk mengikuti sayembara tersebut. Zulkifli juga hadir dengan perasaan
tidak menentu.
Tibalah saatnya mereka berkumpul di alun-alun yang luas. Raja sejak pagi
ada di sana. Ia berkata kira-kira: "Wahai rakyatku, kini usiaku sudah
tua dan tidak memperoleh seorang keturunanpun. Maka untuk meneruskan
kejayaan kerajaan ini, aku mengambil salah satu dari kalian. Aku tidak
ingin raja yang hendak menggantikan kedudukanku dari insan sembarangan.
Ketahuilah bahwa titah raja selalu dituruti dan tingkah laku rajanya
akan diikuti oleh rakyatnya. Untuk itulah aku mengajukan satu
persyaratan, yaitu pada siang hari melakukan puasa dan malam hari
melakukan ibadah."
Raja memberikan kesempatan kepada rakyatnya untuk mengangkat tangannya
yang sanggup menjalankan persyaratan itu. Namun tidak ada seorangpun
yang mengangkat tangannya. Tiba-tiba, Zulkifli mengangkat tangannya dan
berkata (kira-kira):" Hamba sanggup menjalankan puasa di siang hari dan
menjalankan ibadah di malam hari."
Para hadirin merasa terkejut denga ucapan Zulkifli. Begitu pula raja. Ia
tidak yakin padanya karena usianya masih sangat muda. Bagaimana mungkin
ia sanggup menjalankan persyaratan tersebut. Raja berkata: "Hai anak
muda, jangan main-main. Sayembara ini adalah untuk kepentingan rakyat
dan negeri ini." Dengan tenang Zulkifli melangkah ke hadapan raja.
"Wahai raja junjungan hamba, saya tidak main-main dengan ucapanku. Saya
akan berusaha untuk melakukan persyaratan yang paduka berikan." Semula
raja tidak dapat menerimanya karena faktor usianya yang masih sangat
muda. Namun raja juga mempunyai keyakinan bahwa anak muda itu kelak akan
memerintah rakyatnya dengan penuh kebajikan sebab dari sekian banyak
rakyatnya yang hadir di alun-alun itu, hanya anak muda itu yang sanggup
menjalankan persyaratan yang ia berikan. Akhirnya raja setuju, dan sejak
saat itu, Zulkifli dinobatkan menjadi raja. Raja merasa senang sebab
Zulkifli tetap memenuhi janjinya bahwa ia akan berpuasa di siang hari
dan menjalankan ibadah di malam hari. Ia sangat yakin kalau rakyatnya
akan mendapatkan kedamaian di bawah kepemimpinan Zulkifli. Raja yang tua
itupun menghembuskan nafasnya terakhir dengan tenang.
Namun sebelum ia menghembuskan bafasnya, ia sempat berpesan kepada Zulkifliagar
tetap menjalankan persyaratannya sepeninggal dia. Ia takut kalau ia
meninggal, Zulkifli akan meninggalkan janjinya itu. Zulkifli meyakinkan
raja dan bersumpah bahwa ia akan tetap menjalankan persyaratan tersebut.
Iblis Menggoda ZulkifliKarena Zulkifli sangat menghormati tamunya, maka iblis mencoba untuk menggodanya. Ia berpura-pura menjadi tamu di malam hari, ketika raja mau tidur.
"Siapa yang ada diluar, silahkan masuk!" Kata Raja setelah shalat. Setelah menunggu agak lama, terdengar pintu diketuk orang. Setelah dipersilahkan masuk oleh raja, tamu itu tidak menjawab sama sekali.
Seusai dzikir, Nabi Zulkifli mendatangi pintu itu dan membukanya. Ia sangat heran sebab tidak ada orang. Begitu pintu ditutup, pintu kembali diketuk. Akhirnya Nabi Zulkifli membuka pintu itu dan tidak menutupnya. Ia yakin bahwa tamu yang hendak datang ke rumahnya mempunyai kepentingan yang harus diselesaikan malam itu juga. Ia berpikiran seperti itu sebab tidak pernah ia menerima tamu pada malam hari.
Tidak lama kemudian, muncullah tamu yang ditunggu-tunggu itu. Terlebih dahulu ia mengucapkan salam dan dibalas dengan ucapan salam juga oleh Nabi Zulkifli. "Silahkan masuk tuan," kata Nabi Zulkifli mempersilahkan tamunya masuk. Kemudian mereka duduk berhadapan yang dibatasi oleh meja. Nabi Zulkifli kemudian menanyakan maksud kedatangannya. Tamu itu menundukkan mukanya dan menjawab:" Ampun tuanku, memang ada keperluan yang mendesak sekali sehingga hamba bertamu pada malam hari begini. Lagi pula rumah hamba sangatlah jauh dari sini." jawab tamu itu yang tidak lain adalah iblis yang menyerupai manusia.
"Ceritakan masalah yang sedang engkau hadapi, siapa tahu aku dapat membantunya," kata Nabi Zulkifli. Kemudian tamu itu menceritakan semua persoalannya. Pada dasarnya tamu itu meminta agar masalahnya dituntaskan pada malam itu juga. "Begini saja, biar penasehatku yang akan memecahkan masalah ini," kata Nabi Zulkifli. Namun tamu itu tetap ngotot agar Zulkifli langsung yang menyelesaikan persoalannya. Ia berkata:" Hamba tidak mau jika orang lain menyelesaikan persoalanku. Hamba mau tuan sendiri yang menyelesaikannya.
Akhirnya Nabi Zulkifli bersedia menyelesaikan masalah itu sendiri. Tamunya pun puas. Raja pun pergi tidur. Namun sebelumnya ia menyuruh agar tamunya itu pulang besok pagi saja. Namun, betapa terkejutnya Nabi Zulkifli ketika pada pagi hari, tamunya sudah tidak ada lagi. Ia tahu bahwa tamu semalam adalah Iblis.
Meskipun jam tidurnya terganggu dengan adanya tamu itu, Nabi Zulkifli tidak pernah mengeluh sebab ia menganggap bahwa tamu adalah berkah. Menolak tamu berarti menolak berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar